Genk SUNAN AMPEL
"Kita di sini adalah segerombolan pemuda cerdas, kreatif, dan imajinatif yang sengaja dipersatukan" - Widhi Valentino.
PREFACE
13.10 WIB Kamis, 4 September 2014
Teras depan posko kelompok KKN 52 & 227
" Mba Mey, udah pulangnya rada nanti aja.. panaas hloo..", bujuknya sambil mengikutiku keluar dari ruang tamu.
" Aku balik sekarang aja beb...", jawabku singkat.
" Ayolaaa mba Mey, masa tega ninggalin aku.. temeni aku dulu po'o.." bujuknya lagi.
(jawa, po'o = dari kata "opo o" artinya kenapa)
Hari ini kurang lebihnya pukul 10.12 WIB, Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kecamatan Wuluhan resmi ditarik kembali ke Universitas Jember. Dan percakapan diatas adalah sekilas percakapan terakhirku dengan sahabat, saudara, teman sejawat, Aulia, sebelum aku meninggalkan kontrakan yang selama 35 hari sudah menjadi rumah ketiga kami. Setelah rumah ayah ibu dan kos.
Chapter I Manusia Asing
12.34 WIB Sabtu, 14 Juni 2014
Halaman Posko
" Rek, ini rumahnya? " tanyaku seraya mematikan mesin motor.
" Iya ini rumahnya, mending ini dah daripada yang satunya, yang satunya itu bagus udah dicat tapi bagian belakangnya nggak ada atapnya dan nggak ada kamar mandinya, rumah ini tuh emang dari depannya aja yang kurang terawat tapi dalemnya lebih bagus daripada yang di dekat balai desa itu...", jelasnya panjang lebar.
" masa' sih yang rumah bagus ngga ada kamar mandinya? " tanyaku sangsi.
" hlooo ngga percaya, kamu sih kemaren ngga ikut pas nyari rumah." Jawab ketuaku.
Kuamati lagi rumah mungil itu lagi, catnya kusam bahkan beberapa bagian sudah terkelupas. Lebih parahnya lagi bagian atap teras depan hampir copot dan aku hanya bisa berdo'a semoga itu tak mengenai kepala seseorang. Lokasi rumah itu ada di pinggir dusun, kalau kalian belum tahu sekecil apa dusun mungkin aku bisa menggambarkannya sedikit, kecamatan > desa > dusun. Ada parit yang lumayan dalam tepat berada di samping rumah. Mungkin Tuhan sengaja membuatnya, jadi jika kami mati bosan di dusun ini, pilihan menenggelamkan diri di parit samping rumah cukup menggoda.
Muncul satu gadis berjilbab dari dalam rumah, " Eh, kalian bukannya berangkat jam setengah sebelas ya dari Jember? kok lama banget perjalanannya? " oke, yang kuingat adalah dia gadis yang satu kelompok denganku dan saat dia memanggil dengan "eh" aku yakin dia juga tidak ingat dengan nama kami, impas.
" Iya, tapi tadi ada karnaval anak TK jadi jalannya ditutup, terpaksa kita nyari jalan alternatif yang jauh.." jawab ketuaku. " Masukin barang-barang kalian gih.." perintahnya padaku.
Mungkin bagian dalam rumah lebih baik daripada luarnya, pikirku mencoba positif. Pfffttt.. sia-sia saja berharap. Cat bagian dalam rumah juga tak ada bedanya, mungkin jika kalian sering menonton film horor Indonesia, kalian bisa membayangkannya. Debu tebal di ruang tamu, sofa yang sudah berwarna coklat karena tumpukan debu, sarang laba-laba disana-sini, kamar tidur? bahkan aku tak sudi menggambarkannya. Untunglah aku masuk dengan masker yang masih menempel di wajahku, Ada satu kamar yang tak boleh dibuka, terkunci. Apakah rumah ini bisa lebih horor lagi? Bagian dapurnya lumayan bisa diterima, tapi mengingat rumah ini hanya dipakai saat hari raya, kalian bayangkan saja kotornya,
" Hai, aku Meita, panggil aja Metha." Sapaku singkat pada tujuh manusia asing di hadapanku.
Satu-satu mereka mulai menyebutkan namanya, aku berusaha keras untuk mengingat tapi mungkin aku hanya ingat si giant adalah Bismo lalu mungkin si opposite adalah Amin, lalu gadis jilbab yang satu kelompok denganku setelah aku ingat bernama Andita, gadis yang berangkat bersamaku, gadis fakultas sebelah, dan gadis yang berharap mendapat kecamatan Puger. Bisa dikatakan kemampuanku menghafal wajah orang sedikit dibawah rata-rata. Setelah perkenalan singkat itu, maka kami mulai membersihkan rumah itu, yang jujur saja kalau disuruh memilih aku lebih suka mencuci tumpukan baju satu minggu daripada membersihakan rumah yang hampir satu tahun tidak dihuni oleh manusia.
Chapter II Tugas, Amanat, dan Kewajiban
21.48 WIB Senin, 16 Juli 2014
Ruang Tamu Posko
" Wahai kawanku.. ayolah... kita ini mahasiswa, sebenarnya kenapa sih kita, mahasiswa yang terpelajar ini diwajibkan mengikuti KKN TEMATIK POSDAYA? Coba renungkan sebenarnya apa sih yang diharapkan dari kegiatan KKN ini? Kenapa, kita yang selama ini tidur nyenyak dengan segala kenyamanan kasur, kehangatan selimut, keberlimpahan makanan, dan perhatian dari orang tua, tiba-tiba saja kalian dipaksa meninggalkan semua itu dan datang ke desa terpencil ini.. coba renungkan dan jawab, kenapa? " Ujar Mas Widhi memulai diskusi malam itu.
" Ya intinya kita diminta untuk mengamalkan ilmu yang kita dapat di kampus untuk dibagikan dan diaplikasikan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat..." Jawab Bismo.
" Setuju sekali Mas Bismo, ayok kawan-kawan yang lain ada yang ingin berpendapat?"
" Ya aku sih supaya dapet nilai trus bisa cepet lulus..." Sahutku singkat.
" Aku juga setuju iku nduk... ada yang lain? kalian pernah dengar isi TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI?..."
Itu merupakan sekilas rapat pertama kami di posko, Mas Widhi menjadi pemimpin rapat. Malam itu merupakan malam pertama bagi sepuluh manusia asing bersama-sama dalam satu ruangan. Dan aku mulai menghafal nama-nama mereka. Andita dan Resty, mereka akan berbagi kasur denganku dikamar depan. Ully, Qory, dan Fitri adalah gadis-gadis kelompok satunya yng tidur di kamar sebelah. Bismo, Amin, Mas Widhi dan akhirnya Aji, satu-satunya anggota kelompokku yang baru saja aku temui, entah selama ini dia hilang kemana.
Rapat pertama ini lebih difokuskan untuk saling mengenal-satu sama lain dan juga memperjelas mengenai untuk apa kita di buang ke desa terpencil ini? Pertama, aku cukup merasa tertampar mendengar omongan-omongan idealis Mas Widhi. Lalu mulai mengejek dalam hati, halah mas ini anak fakultas tetangga toh, pantes. But deep down there... aku sadar dia benar.
Chapter II Konflik
15.47 WIB Rabu, 18 Juni 2014
Sofa Ruang Tamu Posko
" Gimana mau bikin orang tema POSDAYA-nya aja kita belom fokus, gimana sih.." ujar Resty.
" Ya makanya ayo dibahas pelan-pelan dari mulai mau ambil tema apa, jangan langsung ngeyel mau bikin proposal..." Jawab Bismo
Lalu Aji mulai meletakkan Blackberry-nya dan mulai bicara, " Ya sudah, kalo begitu ayo dipilih dulu, mau ambil pertanian, kesehatan, lingkungan, atau ekonomi? kalo aku sih saranku jangan yng berbau pertanian, masyarakat petani desa ini itu sudah maju Rek, percuma juga kita mau ngembangin pertanian mereka kita toh malah kalah ilmu.."
" aku ngikut sih rek, tapi program posdayanya jangan yang muluk-muluk... kalo toh repot kita juga yang bingung..." Ujar Andita.
" iya sih yang simpel-simpel aja, aku ada sih program dan sebenernya banyak, tapi ya itu rek menurutku program-programku ini bakal butuh biaya dan komitmen yang kuat, contohnya kalo aku ya, kan disini aku semacam mewakili segi kesehatan masyarakat, program MASYARAKAT SIAGA, jadi ketika ada suatu masalah kesehatan yang darurat mereka ini akan menjadi lini pertama dalam RW itu untuk memberi bantuan, jadi nanti kita semacam mebuat kader-kader gitu dan memberikan pelatiahan, trus program kesehatan lainnya juga banyak Rek tapi ya itu, kita kudu serius..." Jelasku panjang lebar.
" duh Mey, kalo kita ngambil yang kesehatan, nanti kita jalannya susah, yang paham seluk beluk cuma kamu.. yang lain dong.." Sahut Bismo sesuai perkiraanku.
" iya setuju Bismo.. susah kalo kesehatan fokusnya.. jangan yang susah susah.. gimana kalo soal lingkungan rek.. kan di sini pernah ada banjir besar sih, itu nanti kita bisa ajuin ke pemkab untuk ikut bikin program penanggulanggan kali bersih.." Ujar Resty.
" kan aku cuma usul sih rek.. ya kalo mau ambil lingkungan ya monggo wes aku manut.. " Sahutku mulai kesal,
" hlo Rest, kan banjir udah ditangain pemkab sama desa, ngapain kita ngurusin itu.."
" Mbuh wes rek.. penting jangan yang muluk-muluk.." ujar Andita mulai menyerah.
Perdebatan panas pertama. Selain panasnya matahari, ketenangan kelompok samping juga membuat panasnya kelompok kami semakin menjadi. Mereka sudah mendiskusikan penyusunan proposal dimana kami bahkan masih buta mengenai tema.
Tiada manusia yang sempura, kelompok 52? lima manusia asing, lima fakultas, lima mindset, lima idealis, lima gagasan, lima pendapat, lima komentar. Diharuskan untuk memilih satu program utama posdaya dalam 3 hari. Bisa, tapi membutuhkan urat dan tenaga ekstra. Ekstra kesabaran, ekstra pengertian, dan pada akhirnya... kita bisa.
Chapter III Love
13.10 WIB 10 Agustus 2014
Ruang Tamu Posko Baru
" Ayolah Dit, aku kurang perhatian apa coba sama kamu Dit.." Rayu Bismo.
" Mbuhlah, kalian ini udah gila semua.." Pekik Dita
" Udah Dit terima aja si Bismo.. kamu udah nggak perlu sebut namanya tiga kali lagi tuh.." Bujuk Aji.
" Ayolah.. kamu minta apa sih, sini bilang sama aku.. kamu kok tega sih bikin aku ngemis-ngemis jadian sama kamu.. ayolah Dit, jadian aja sama aku.." Rayu Bismo lagi.
Dita mulai kehilangan kata-katanya. Yang lainnya hanya bisa tertawa melihat Bismo dan Aji mulai ritual untuk menggoda Dita. Sudah satu bulan lebih kami sudah tak berjumpa, karena KKN tahun ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama 16-28 Juni dan dimulai lagi tanggal 4 Agustus-4 September. Rasa kekeluargaan yang dulu sempat aku pertanyakan, kini terjawab sudah. Rasanya kami sudah tak terpisahkan lagi. Memikirkan akhirnya saja sudah sedih. Selama ini kami berbagi semuanya, canda tawa tangis haru, bahkan cinta. Putus, nyambung, cek-cok, PDKT, PHP merupakan cerita cinta yang kami bagi bersama. Hampir tak ada yang kami sembunyikan di rumah ini.
Lagu Untukmu Kawan...
Chapter IV Terong
07.15 WIB Senin, 23 Juni 2014
Dapur Posko
" Heeee?? Ini terongnya mau digoreng tepung???" Tanyaku kaget.
" Iya.. masa' kamu belum pernah liat? " Dita balik menanyaiku.
" Engga pernah, kalo sayur semacem brokoli malah pernah liat, tapi kalo terong, baru liat kali ini" Jawabku.
Terong goreng tepung buatan Dita langsung jadi favoritku sejak pagi itu. Moment paling kami tunggu setiap hari adalah saat kami berkumpul di ruang tamu sambil memegang sendok dan piring mengelilingi makanan yang sudah kami masak bersama. Perasaan bahagia yang akan kita rindukan. Untuk memanjakan sepuluh lidah sebenarnya cukup merepotkan, contoh aku pernah memasak oseng terong dan hanya beberapa orang yang berani memakannya. Alhasil aku hanya membantu saja, soal rasa dan bumbu, aku menyingkir saja. Fuyung hai, Cap cay, gado-gado, bisa dibilang posko ini lebih sering berkuliner-ria dibandingkan posko lain, mengingat kami punya Bismo dan Dita yang lebih sering kami panggil "Ummi", bisa dibilang Dita-lah yang membuat kami menjadi rajin makan.
Chapter V Jujur
21.25 WIB Rabu, 03 September 2014
" Ayo yok.. kumpul semua, hape-nya ditaruh sana, ayo kumpul di sini kita rapat evaluasi yang terakhir, matikan ruang tamu juga dong Bis.." Mas Widhi memanggil kami semua.
" Mas, tak ambil lilin gimana? " Tanyaku riang.
" Ada tah Mey? Sip kalo gitu."
Lalu dimulailah acara malam itu, dalam hati aku sudah berfikir, aku yakin acara ini sampai pagi. Mas Widhi lalu mulai menjelaskan panjang lebar mengenai aturan evaluasi malam ini. Intinya orang yang ditunjuk putaran botol harus memakai topi kejujuran dan harus mengatakan semua unek-unek selama di Posko ini. Tentu saja ada kata "HAH" panjang disertai rasa keberatan, tapi toh akhirnya kami berfikir ini cukup menarik. Maksudku siapa yang tidak punya rasa jengkel atau kesal akan satu sama lain. Aku? Jangan ditanya lagi, bahkan aku sudah kehilangan hitungan, tapi jika disuruh menceritakanya kembali rasanya kepalaku baru saja dibenturkan, aku benar-benar lupa kenapa jadi sebal, wajar saja jika EQ-ku cukup rendah. Entah takdir atau apa, si Boss Genk kami, Mas Widhi malah menjadi orang pertama yang harus menceritakan unek-uneknya. Lalu Fitri, and... me. Qory, Bismo, Dita, Ully, Amin, Aji, dan yang terakhir Resty. Dan setelah selesai aku hanya berfikir kasur... ya meskipun cukup sayang jika malam terakhir ini harus kututup dengan mimpi, tapi apa daya musculus levator palpebrae sudah paralisis.
Ketika aku membuka mata, semuanya masih sama. Mas Widhi dan Aji tidur di sofa kesayangannya masing-masing, Amin dan Bismo berpelukan dalam tidurnya, saling berbagi selimut, aku hanya berharap Amin baik-baik saja. Dita sibuk membereskn sesuatu, Resty sibuk dengan Blackberry-nya, Ully, Qory, dan Fitri bergosip di kamarnya. Tak ada yang berubah. Hanya saja, menatap mereka malah membuatku sedih lagi. Hari ini kami akan berpisah. Aku akan sibuk dengan penelitianku, dan yang lain juga akan kembali ke fakultasnya masing-masing. Semua pertemuan akan ada akhirnya kan? Tapi setidaknya kita bisa memilih bagaimana kita akan berpisah, dan kami berpisah dengan bahagia. Mungkin kami tidak satu rumah lagi, tapi kami masih dalam satu universitas. Dan Alhamdulillah universitas Jember tercinta ini tak terlalu besar.
Aku menyayangi kalian semua... selalu.
CAST
Arisandi Bismo, 21 tahun
Part time : Mahasiswa FISIP
Buat Bismo, makasi banget.. kamu udah jadi orang yang paling bertanggungjawab soal pangan dan papan kami semua. Kalo ngga ada kamu, entah deh kita bobo dimana. Makasi juga untuk semua rayuan dan gombalannya, berkat kamu aku jadi tambah kebal deh :p Stay NDUT and stay AWESOME yaah...
Wajihul Abror, 21 tahun
Part time : Mahasiswa Faperta
Buat Aji, makasi banget.. kamu udah jadi orang yang paling bisa niruin gaya orang dengan super hiperbola. Dari Resty, aku, Dita. kamu bisa semua deh... Alhamdulillah banget ada orang kayak kamu di posko, setidaknya dengerin kamu nggodain anak-anak bikin posko terlihat dihuni manusia bahagia. Dan kami memang bahagia kalo kamu ada, apalagi si embak...
Stop being play-BOY and be a GENTLEMEN yaah...
Mohammad Aminullah, 21 tahun
Koodinator Desa Ampel, a Rebel
Part time : Mahasiswa FE
Buat Amin... makasi banget yaa udah baiiiiiiiiik banget sama Meta, padahal Meta sering godain Amin, makasi juga udah nuruti semua keinginan konyolku... duh super big hug deh buat Amin. Oh ya, semoga Amin kalo makan bisa lebih cepet yaa... nggak mbayangin aja gimana, ntar gara-gara kamu makannya super lama kayak gitu rejeki dipatok mas Bismo *eh.
Don't stop trying to GAIN WEIGHT yaaah.. Stay COOL and be CONFIDENT, Amin rwooocks! \m/
Widhi Valentino, 23(?)tahun
Ketua Kelompok KKN 227 Desa Ampel a Jurnalist, Musician, Lawyer, Fisherman
Buat Mas Widhi, super big thanks deh... makasii banget udah jadi kakak kita semua, ngajarin hal-hal yang bener-bener baru dan fun. Kalo ngga ada Mas, aku pasti nggak bakal tau apa itu JIWA, daan mungkin aku ngga bakal ke Papuma selama KKN :p dan aku juga ngga bakal tau apa itu HL rabbit. Dan coba aja ngga ada mas, entah kita mau makan apa hahaha so, super big thanks udah mau jadi Super Big Brother buat kita semua.
Stay ROCKS and stay AWESOME deh., hmmm... pasti level awesome-nya naik jadi INFINITY deh kalo nikotinnya berhenti.
Bendahara Desa Ampel, Vighar's GF (fyuuh untung inget)
Part time : Mahasiswa Faperta
Buat Fitri.. makasi banget kamu udah jadi the best financial manager of the year! Untung ada kamu yang jadi tukang tagih kita hahaha coba aja ngga ada kamu entah kita belanja pake apa trus kita makan apa.. makasi juga kamu udah baik banget mau bantuin kita penyuluhan meski kamu pake acara di tinggalin sama si A*i hahahaha dan kalo ngga ada kamu entah si Bismo nonton Mahabarata darimana deh... So buat Fitri,
Stay LANGGENG and Stay BEAUTIFUL yaaah *kisskisshug
Andita Wahyu Utami , 21 tahun
Anggota Kelompok KKN 52 , Chess's Lover
Part time : Mahasiswa FE
Buat Umiiiiiiik... maksudnya Dita, makasiiiiii banget udah jadi my Personal Alarm, hahaha sumpah aku kangen dibangunin umik,, Makasi juga udah jadi teman curhat yang super cool, udah berbagi pengetahuan soal lagu-lagu indo nan super galaw :p cheer up girl! Jangan putus asa, semua pasti indah pada saatnya beeeb... oh ya kalo bisa hapus deh lagu galau di Hp-nya -____-
Part time : Mahasiswa FE
Buat Umiiiiiiik... maksudnya Dita, makasiiiiii banget udah jadi my Personal Alarm, hahaha sumpah aku kangen dibangunin umik,, Makasi juga udah jadi teman curhat yang super cool, udah berbagi pengetahuan soal lagu-lagu indo nan super galaw :p cheer up girl! Jangan putus asa, semua pasti indah pada saatnya beeeb... oh ya kalo bisa hapus deh lagu galau di Hp-nya -____-
so, buat Umi..
Cheer UP! And keep AWESOME, BEAUTIFUL, STRONG, INDEPENDENT WOMEN!
Aulia N, 21 tahun
Part time : Mahasiswa FKG
Dan buat Ully, my sister, makasiii super makasi banget kamu udah ngertiin aku, yang paling ngertiin deh.. makasi juga karena kamu sudah menyadarkan kita betapa nasi sungguh sebuah anugrah. Makasi juga buat Papuma dan segalanya. Miss you so much.. my partner in crime. Semoga kamu segera sembuh dari ketakutanmu terhadap nasi dan timbangan *mengheningkan cipta sejenak*
Keep HEALTHY, BEAUTY AND STAY AWESOME MA GIRL :* :*
Keep HEALTHY, BEAUTY AND STAY AWESOME MA GIRL :* :*
Resty Rukmi, 21 tahun
Anggota Kelompok KKN 52, The Sexiest Girl Ever
Buat tante Resty... Makasiiii banget dari tante aku belajar kadang kita harus cuek dan stay confident. Super keren deh tante yang satu ini, makasi juga udah ngajari hal-hal baru yang hahahaaha kalo nggak dari tante mana aku bisa tau gimana itu puger =))))) Makasi banget juga karena udah ngajari cara dandan yang bener, dan juga main UNO. Makasi juga buat petuah-
petuahnya.. So buat TANTE yang satu ini sepesial sambel deh..
STAY COOL, AWESOME AND BEAUTY :*
Dia Qory Y, 21 tahun
Part time : Mahasiswa FMIPA
Buat mbak cantik Dia Qory.. siih... makasi banget udah jadi... well, bisa dibilang tukang gugah-gugah (Jawa, bangunin) buat kami para sleep addict. Dari mba Qory aku belajar banyak hlooh... contoh : how to be a mbak kalem, simple, and muslimah. Makasi juga kalo Meta nglembur sampe pagi sering dibikinin kopi sama teh (padahal se-posko juga :p). Duh Mbak yang satu ini super deh.. So buat Mba Qory..
Stay BEAUTIFUL, LANGGENG, ISTRI-ABLE, AND CALM *hughug*
HALL OF FAME
" Tiga bulan memang singkat
tapi keluarga ini sudah terikat
Rasa rindu akan kalian sungguh meluap-luap
namun apa daya kini kita sulit bertatap
Dalam setiap sholatku selalu tersemat..
Semoga keluarga ini bisa selalu merapat dan tetap erat "
- Mei
Postingan terpanjang
24 September 2014
M2NO31 Jember
4 komentar:
ciie.. bu dokter..
aduh aku di-"Ciye"-in mas lilist :p
Waw
Jadi kebayang Di masa itu, seru...dan penuh tantangan. wkkwkwkkk..
#wisadjenar
Posting Komentar