Mau cerita nih soal Ujian OSCE.. hayo hayo yang udah tau OSCE?? ncuung... okay, jadi OSCE itu singkatan dari Objective Structured Clinical Examination.. dari yang aku kutip
Objective Structured Clinical Examination(OSCE) merupakan bagian dari sistem asessment. Tujuan OSCE yaitu menilai kompetensi dan ketrampilan klinis mahasiswa secara objektif dan terstruktur. Tahun 2013, Dikti akan melaksanakan OSCE Nasional sebagai salah satu syarat menjadi dokter setelah dinyatakan lulus/kompeten dari ujian OSCE ini.Keunggulan OSCE adalah valid, reliable serta setting klinik yang nyata dan menarik. Berbagai ketrampilan klinis kompetensi dokter dapat diujikan dalam waktu relatif singkat. Beberapa setting kompetensi standard dapat ditetapkan secara objektif. Variasi pasien dan penguji dapat dikurangi dan format OSCE bersifat fleksibel. Selain itu, pengamatan langsung pada tiap mahasiswa terstruktur/terencana dan feasibility. (http://pendidikankedokteran.net )
Jadi intinya ujian OSCE itu semacem ujian praktek ketemu pasien. Ceritanya kita jadi dokter beneran di situ, dari pasien masuk ke Ruang Praktek sampe pasiennya pulang kita sendiri yang handle. So kalo kalian ke dokter biasanya diapain? Pastinya di sambut dokternya kaan.. nah yang pertama di sapa, trus perkenalan dulu.. terus kalian pasti ditanya-tanya kan sama dokternya?? terus kalian pernah mikir nggak "kepo banget sih si dokter" ?? hahahha guys.. itu bagian dari tugas kami guys.. kalo kita nggak tau apa alesannya kalian datang ke kami, gimana kita bisa bantu.. inget guys.. dokter bukan cenayang. Terus dari hasil tanya-jawab(Anamesis), si dokter akan memeriksa bagian-bagian tubuh yang perlu dipriksa sesuai keluhan pasien. Nah dari keluhan+hasil pemeriksaan.. baru deh kita bisa menjelaskan kemungkinan-kemungkinan penyakit yang diderita si pasien. Terus si dokter langsung kasih obat dan ngasih terapi?? oh... tergantung guys... ada suatu guideline yang namanya "SKDI" apa lagi sih SKDI???
Ada tingkatannya juga hloo..."Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan primer. " (KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Indonesian Medical Council, Jakarta 2012)
Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A
Dikutip dari SKDI - KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Indonesian Medical Council, Jakarta 2012)
Jadi intinya sebagai dokter umum, ada daftar penyakit yang boleh kita obati langsung dan ada penyakit yang harus ditangani oleh dokter spesialis guys... ngeh?
Nah... udah kebayang kan gimana itu OSCE? di Ujian OSCE lah kamu melatih kemampuan kami :D Daaaaaaaaan.... tadi jam 08.00 WIB akhirnya tibalah waktunya Ujian OSCE Semester 4. Di semester ini ada sistem Gastrointestin&Hepatobillier, Urogenital, dan Obstetry&Gynekology. Tindakan yang memiliki SKDI 4 harus bisa kita lakukan.. sebenernya sih aku udah 3 kali ujian OSCE.. tapi brooo... nerves-nya tetep aja nempel.. tapi Alhamdulillah semuanya lancar :D meski ada aja sih detail-detail kecil di "CheckList" yang kelewat :p intinya aku masih jauh deh dari para beliau-beliau yang sudah ahli. I'll be one of them someday B)
Ini nih ada suasana pas Ujian OSCE di FK UJ, courtesy by dr. Wiwien S Utami, M. Sc (dosen kami :)
beliau juga menjadi team OSCE Nasional di FK UJ hloo
![]() |
Anamesis |
![]() |
Pemeriksaan Thorax |
![]() |
Pemasangan EKG & Interpretasi |
![]() |
Transfusi |
![]() |
Pemeriksaan Payudara |
![]() |
Ruang OSCE |
![]() |
Ruang OSCE |
![]() |
Team Penguji |
![]() |
Baca Kasus Dulu :p |
![]() |
Interprestasi Foto Rontgen |
![]() |
Pemeriksaan Paru |
Dan masih banyak lagi tindakan-tindakan medis lainnya :D
Jadi kalian bisa mbayangin kan apa yang harus kami hadapi pas ujian OSCE tiap semester??
Wassalam...
2 komentar:
Pertamax komeng di article OSCE. tuh di pict anamnesis ada murid Simbah Bagong, yaitu Gumelar Enggar, dan pengujinya dr. Enny.
Keep posting sist.
hahha iya itu mas Enggar :)
Posting Komentar